Kamu Bukan Manusia
Kamu Bukan Manusia
Cerpen Karangan: Ani MufarikhahKategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 3 May 2019 “tinaaaa…” aku berteriak sambil melambaikan tangan agar tina segera menghampiriku. Suaraku yang kencang membuatnya segera menemukan aku. Wisata di tempat ini sangat ramai, jadi tadi aku butuh teriak beberapa kali hingga tina menemukan keberadaanku.
“dari mana aja woy?” Ucapku kesal. Aku menunggunya dari tadi. tapi dia datang telat. Menyebalkan, kalau bukan karena tugas sekolah mana mungkin aku datang, dan menunggunya.
“sorry ya, biasa… macet” ucapnya sambil memasang wajah pup eyes. Huh… kalo udah begitu mana bisa aku marah. Begini juga dia tetap sahabat baikku, meski aku sering dicuekin kalo dia lagi berduaan sama pacarnya. Biasa, kan aku masih jadi jomblo.
“oke lah… yang penting, bantuin foto kegiatan di sini. Aku dari sini kamu dari sana ” tunjukku ke arah yang berlawanan denganku
“wokay!” Tina segera berjalan ke arah yang ku tunjuk. Sedangkan aku berjalan santai sambil mencari objek foto yang bagus.
Tangkapan mataku tertuju pada seorang gadis yang asik bermain bersama anak kecil. Ekspresinya sangat alami, dan senyumnya membuat siapapun meleleh. Entah beberapa kali aku memotretnya, dan baru berhenti saat orang itu pergi. Lumayan lah, cuci mata. Aku pun kembali berkeliling
Tanpa sadar ada orang yang duduk di dekatku. Aku tidak tau siapa yang jelas aku masih fokus dengan kameraku.
Baru setelah semua foto di kameraku sudah kulihat aku menoleh ke arahnya.
Jujur kuakui makhluk di sampingku ini benar benar cantik. Bulu matanya lentik dan wajahnya imut… mirip barbie.
“Kamu fotografer ya?” Tanya gadis itu seraya tersenyum manis. Ohh… aku terpana banget, rasa rasanya bulu romaku merinding. Dia bukan manusia. Tuhan… tolong!!!
“emm… bu.. bukan kok. Cuma tugas aja.” Beneran deh, aku gugup.
“kamu kenapa sih?” tanyanya menatapku heran. Aku menggeleng pelan, ponselku berbunyi. Tina sudah menunggu di depan gerbang karena ada keperluan mendadak dan harus cepat pulang. Aku berdiri dan menyambar tas, dia ikutan berdiri
“eh… aku lancang ya. Sorry.” ucapnya minta maaf.
“nggak kok.” jawabku serius
“ya… tapi kok kamu langsung pergi?” Tanyanya lagi. aku tersenyum. Ini cewek lugu juga ya.
“karena, kamu bukan manusia. Bye…” ucapku sambil berlari pergi. Cewek itu terbengong mendengar ucapanku. Biarlah.. aku sedang buru-buru, toh belum tentu bisa bertemu lagi kan
Huh… capeknya. Sebulan ini aku berkutat dengan tugas-tugas. Sekarang waktunya refreshing… senangnya.
Tok tok…
ada yang mengetuk jendelaku dari luar. Pasti kerjaannya tina, dasar tuh anak nggak bisa apa. Kali ini nggak ganggu kesenangan aku.
“apa!?” ucapku kesal sambil membuka jendela. Tina langsung loncat dan masuk kamarku. Ya… itu kebiasaan buruknya dari kecil yang aku biarkan.
“anterin aku ke supermarket sebentar ya. Please… kamu kan sobat paling pengertian. ya… ya…” pintanya memohon. lagi lagi begini
“emang mau ngapain sih?”
“persediaan makanan di kulkas habis. Papa mama belum pulang dari luar kota. Ya…” pintanya memohon. bagaimanapun juga aku nggak bisa kasar sama tina. Aku adalah satu-satunya orang yang tau gimana tina selalu menyembunyikan rasa kesepiannya dibalik senyum dan tingkah usilnya. Dia nggak mau dikasihani oleh siapapun. Dan aku sudah berjanji pada diri sendiri agar menjaga dia seperti saudara kandung.
“Ya deh” tina bersorak kegirangan. Lalu menarikku keluar kamar.
Aku memainkan ponsel sambil menunggu tina belanja. Sepasang sepatu berdiri tepat di depanku, aku menatap dari bawah sampai atas. Ohhh… bukankah dia gadis kemarin.
“hai…” sapanya lembut. Lalu mengulurkan tangan ke arahku. Oh ya. Kemarin kan kita belum sempat kenalan. Lagi pula aku juga pengen tau namanya. Aku yang semula bersandar di badan mobil, menegakkan badan. Dan membalas uluran tangannya.
“oh hai… yang kemarin kan? Kenalin aku reno” Dia mengangguk dan tersenyum.
“ya.. aku shean.” Aku terdiam sejenak setelah mendengar namanya. Sepertinya pernah dengar. Shean tersenyum lagi.
“aku teman sebangku kamu waktu tk!” Hah… masa, kok aku lupa ya. Tapi kalo dari namanya memang iya.
Selang beberapa menit berikutnya kami mulai akrab dan bercerita masa kecil kami. Kami menertawakan kepolosan kami waktu kecil, shean ternyata humoris.
Aku melihat dari kejauhan tina keluar dari supermarket. Aku pamit duluan pada shean.
“eh tunggu…” aku berbalik menatapnya heran. Ada apa lagi memangnya.
“boleh aku tau.. emmm… kemarin. Kenapa kamu bilang aku bukan manusia?” Tanyanya ragu ragu. Aku tersenyum dan berusaha menahan tawa.
“oh.. itu… ya… ada deh!” Jawabku usil, aku berniat kabur tapi dia menarik lenganku lebih dulu. Dan aku berada tepat di depanya.
“tolong jelasin. Semalam aku nggak bisa tidur kepikiran itu.” Ucapnya memohon. Dan kali ini aku harus jujur.
“kamu bukan manusia, tapi…”
“tapi apa?” Tanyanya tak sabar.
Aku tersenyum dan mengatur detak jantungku yang berdebar debar.
“tapi BIDADARI cantik..” pipinya langsung memerah. Dan tanpa kusangka ia berkata
Cerpen Karangan: Ani Mufarikhah
Blog / Facebook: Animu Maika
Hobi nonton film dan coret coret kertas. Suka hal hal yang romantis dan suka usil. Masih menjadi gadis ceroboh yang bikin gregetan.
Komentar
Posting Komentar